LAUNCHING VIDEO EDUKASI DAN PROGRAM BLUE DEAL: PEKALONGAN SIAP WUJUDKAN PENGELOLAAN AIR BERKELANJUTAN

Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan bersama Dutch Water Authority (DWA) Belanda melaksanakan kegiatan Launching Video Edukasi dan Awareness Program Kerjasama “Blue Deal” Indonesia-Belanda yang dilangsungkan bersamaan dengan Pencanangan Gerakan Sekolah Kelola Sampah. Acara berlangsung pada Senin, 5 Mei 2025, bertempat di halaman SMP Negeri 8 Pekalongan, Jl. Perintis Kemerdekaan, Kota Pekalongan. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong sinergi pengelolaan air berkelanjutan dan peran aktif sekolah dalam menjaga lingkungan.
Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat dan tokoh penting, di antaranya Walikota Pekalongan, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan beserta jajarannya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA), Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan, serta para pengawas, kepala sekolah, dan forum kepala madrasah. Dari pihak mitra internasional, tampak hadir Marcel Roet dan Luuk Van Elk dari Tim Program Blue Deal serta Henny Hendarti dari NGO Deltares.
Kerja sama ini merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Kota Pekalongan untuk mempercepat penanganan banjir dan rob melalui dukungan teknis dan kolaborasi dengan Pemerintah Belanda. Blue Deal sendiri merupakan program global yang diinisiasi Pemerintah Belanda untuk berbagi keahlian dalam pengelolaan air bersama negara-negara mitra seperti Indonesia, Vietnam, Argentina, Kolombia, Peru, serta sejumlah negara di Afrika dan Eropa. Di Indonesia, selain Pekalongan, program ini juga berjalan di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Marcel Roet, perwakilan dari Program Blue Deal Belanda, menyampaikan bahwa kerja sama ini bersifat jangka panjang hingga tahun 2030, dan bertujuan untuk memperkuat kapasitas institusi lokal. Ia menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan air, serta menyampaikan apresiasi atas kolaborasi semua pihak dalam pembuatan video edukasi yang diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang penanganan banjir rob dan pengelolaan air berkelanjutan.
Sementara itu, Walikota Pekalongan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Belanda atas dukungan nyata melalui program Blue Deal. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan air, termasuk melalui pembangunan IPAL Batik, pengembangan Green Batik Center, serta peningkatan partisipasi masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengapresiasi peran aktif sekolah-sekolah yang mulai mengelola sampah secara mandiri. “Pengelolaan sampah erat kaitannya dengan pengelolaan air. Bila sampah terkelola, maka saluran air kita akan bersih dari sumbatan,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan pencanangan resmi Gerakan Sekolah Kelola Sampah dan peluncuran video edukasi oleh Walikota. Suasana penuh semangat tampak dari para peserta, terutama para kepala sekolah yang siap menyukseskan program ini di satuan pendidikan masing-masing.
Harapan kedepan dengan diluncurkannya Video edukasi dan awareness, masyarakat diimbau untuk turut andil dalam mewujudkan pengelolaan air yang berkelanjutan melalui tindakan sederhana namun penting, seperti:
  1. Tidak membuang sampah ke saluran air atau drainase;
  2. Tidak mendirikan bangunan di dekat tanggul;
  3. Menjaga dan merawat infrastruktur pengelolaan air yang telah dibangun;
  4. Menggunakan air tanah secara bijak dan menghindari eksploitasi berlebih.
Gerakan Sekolah Kelola Sampah bukan sekadar program, melainkan gerakan perubahan menuju pendidikan yang lebih hijau, bersih, dan berdaya guna. Perubahan ini mengajak semua pihak untuk beralih dari pola pikir membuang sampah ke pola pikir mengelola sampah. Hal ini merupakan langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, terutama dalam pengelolaan air.
Dengan sinergi dan kepedulian bersama, Kota Pekalongan diharapkan menjadi kota percontohan dalam pengelolaan air dan lingkungan yang berkelanjutan, serta mencetak generasi muda yang peduli lingkungan sejak dini (@SNI2025)